Dibalik makna Siwaratri seperti melakukan perenungan diri dan pemujaan, umat Hindu diharapkan dapat terbebas dari tujuh kegelapan dan mencapai pencerahan.
Daftar Isi
Dibalik Makna Siwaratri
Siwaratri adalah salah satu hari suci dalam agama Hindu yang dirayakan setahun sekali pada purwaning tilem ke-7 (sasih kepitu) malam ini disebut sebagai malam yang paling gelap. Hari raya ini memiliki makna yang mendalam bagi umat Hindu, yaitu sebagai malam perenungan dosa.
Dalam bahasa Sanskerta, “siwa” berarti baik hati, harapan, dan memaafkan, sedangkan “ratri” berarti malam atau kegelapan. Jadi, Siwaratri dapat diartikan sebagai malam yang baik untuk merenungi dosa-dosa dan memohon pengampunan kepada Tuhan.
Menurut ajaran Hindu, manusia memiliki tujuh kegelapan yang perlu dihilangkan, yaitu:
- kebodohan
- keserakahan
- nafsu
- kemarahan
- kesombongan
- iri hati
- dengki
Kegelapan-kegelapan ini dapat dihilangkan dengan melakukan perenungan diri dan pemujaan kepada Tuhan. Pada malam Siwaratri, umat Hindu berkumpul di pura-pura untuk melakukan brata (puasa), semadi, dan pemujaan.
Brata Siwaratri dilakukan dengan menghindari makan dan minum selama 24 jam, mulai dari matahari terbenam pada hari sebelumnya hingga matahari terbit pada hari berikutnya. Selain itu, umat Hindu juga menghindari hubungan suami istri, tidur, dan berbicara yang tidak penting.
Semadi dilakukan untuk merenungkan diri dan memohon pengampunan kepada Tuhan. Umat Hindu biasanya duduk bersila di hadapan arca Siwa dan memusatkan pikirannya pada Tuhan.
Pemujaan dilakukan untuk memohon kepada Tuhan agar dibebaskan dari tujuh kegelapan. Umat Hindu biasanya melakukan pemujaan dengan menghaturkan sesaji dan menyanyikan mantra-mantra.
Makna Siwaratri Bagi Umat Hindu
Hari Raya Siwaratri merupakan kesempatan bagi umat Hindu untuk introspeksi diri dan memohon pengampunan kepada Tuhan. Dengan melakukan perenungan diri dan pemujaan, umat Hindu diharapkan dapat terbebas dari tujuh kegelapan dan mencapai pencerahan.
KOMENTAR