Sejarah Pura Besakih menjadi saksi bisu perkembangan agama Hindu di Bali dan menjadi simbol budaya Bali yang kaya dan beragam.
Daftar Isi
Sejarah Pura Besakih di Bali
Pura Besakih adalah pura terbesar di Bali yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Pura ini merupakan kompleks pura yang terdiri dari 23 pura yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Jaya Pangus, raja pertama Bali yang beragama Hindu.
Pura Besakih memiliki sejarah yang panjang dan berliku. Pada masa pemerintahan Raja Jaya Pangus, Bali masih dikuasai oleh agama Hindu Siwa. Raja Jaya Pangus kemudian membangun pura ini sebagai pusat keagamaan Hindu di Bali.
Sejarah Pura Besakih pada masa kerajaan
1. Masa Pemerintahan Raja Airlangga
Pada masa pemerintahan Raja Airlangga, Bali mengalami masa keemasan. Raja Airlangga menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan-kerajaan di Jawa dan India. Hal ini berdampak pada perkembangan agama Hindu di Bali. Pura Besakih juga mengalami perkembangan yang pesat pada masa ini.
2. Masa Pemerintahan Raja Kertanegara
Pada masa pemerintahan Raja Kertanegara, Bali diserang oleh tentara Majapahit. Raja Kertanegara berhasil menaklukkan Bali dan menjadikannya sebagai salah satu wilayah kekuasaan Majapahit. Pura Besakih tetap menjadi pusat keagamaan Hindu di Bali pada masa ini.
3. Masa Pemerintahan Raja Majapahit
Pada masa pemerintahan Majapahit, Bali mengalami perkembangan seni dan budaya yang pesat. Hal ini juga berdampak pada perkembangan Pura Besakih. Pura Besakih semakin megah dan indah dengan berbagai ornamen dan patung yang terbuat dari batu.
4. Masa Pemerintahan Kerajaan Gelgel
Pada masa pemerintahan Kerajaan Gelgel, Bali mengalami masa keemasan kedua. Kerajaan Gelgel menjadikan Pura Besakih sebagai tempat suci dan keramat. Pura Besakih menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya Hindu di Bali.
5. Masa Pemerintahan Belanda
Pada masa pemerintahan Belanda, Bali mengalami penjajahan. Belanda berusaha untuk menghilangkan pengaruh agama Hindu di Bali. Namun, Pura Besakih tetap menjadi tempat suci dan keramat bagi masyarakat Bali.
6. Sejarah Pura Besakih pada Pemerintahan Indonesia
Pada masa pemerintahan Indonesia, Pura Besakih tetap menjadi tempat suci dan keramat bagi masyarakat Bali. Pura Besakih juga menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di Bali.
Pura Besakih memiliki berbagai peninggalan sejarah yang penting, termasuk:
- Prasasti Blanjong, prasasti yang ditulis pada tahun 914 Masehi dan menyebutkan nama Bali Dwipa.
- Patung Ganesha, patung yang terbuat dari batu hitam dan diperkirakan berasal dari abad ke-10.
- Patung Durga Mahisasuramardini, patung yang terbuat dari batu hitam dan diperkirakan berasal dari abad ke-11.
Pura Besakih menjadi pusat kegiatan upacara keagamaan yang besar dan penting di Bali. Salah satu perayaan terbesar di Pura Besakih adalah “Eka Dasa Rudra,” yang diselenggarakan setiap seratus tahun sekali. Perayaan ini melibatkan ribuan umat Hindu yang berkumpul untuk melakukan upacara keagamaan massal sebagai wujud penghormatan dan pengabdian.
Pura Besakih merupakan salah satu situs sejarah yang penting di Bali. Pura ini menjadi saksi bisu perkembangan agama Hindu di Bali dan menjadi simbol budaya Bali yang kaya dan beragam.
Hingga hari ini, Pura Besakih tetap menjadi pusat spiritual bagi masyarakat Bali dan tujuan wisata utama. Wisatawan dapat mengalami keunikan budaya dan keindahan arsitektur pura ini, sambil merasakan energi spiritual yang kuat di sekitarnya.
Sebagai penanda sejarah dan kebudayaan yang tak tergantikan di Bali, Pura Besakih terus menginspirasi dan mempesona orang dari seluruh dunia, membawa pesan perdamaian, keberagaman, dan keharmonisan yang menjadi ciri khas pulau ini.
KOMENTAR